baca juga cerpenmu.com

Senin, 25 April 2016

Ada Sinar Mentari Dikala Hujan



Ada sinar mentari di kala hujan Part 1
Penulis : Bastian Samosir



Reza asli orang batak, tapi dia tidak bisa  bahasa batak, lidahnya kaku kalau mengucapkan bahasa itu, dia lebih terbiasa dengan  bahasa indonesia. reza mempunyai history kisah cinta yang sangat menyedihkan, setiap pacaran selalu di selingkuhin, apa karna dia miskin, dan tidak punya apa-apa, sudah miskin tidak punya apa-apa lagi!, kasian-kasihan-kasian. Ups tapi tunggu dulu, tapi reza cukup populer di kelas bahkan di sekolahnya sebagai pelajar yang pinter dengan semua pelajaran khususnya komputer dan reza juga ketua osis, jadi teman-temannya kalau udah pelajaran tekhnik komputer selalu " reza ganteng ini gimana sih? eh reza kamu kan pintar tolongin aku donk?" begitulah mereka kalau ada maunya, bawaannya muji terus. reza memiliki seorang  pacar namanya lili,siswi cantik duduk di bangku sekolah kelas XI sama seperti reza, hanya saja lili jurusan akuntasi, tapi saat pacaran dengan lili dan lili tau  kalau reza itu hanya orang miskin dia langsung selingkuh, dasar wanita!
Sejak saat itu reza belum kepikiran untuk pacaran lagi, karna menurut reza wanita itu semuanya sama, hanya memandang materi saja.

Tapi hatinya menjadi cair dan melupakan kata-kata itu saat melihat sesosok wanita cantik berwajah teduh lewat di hadapannya, dia adalah vita wanita yang lemah lembut, senyumnya bagaikan pabrik gula!! muanis... banget, matanya bagaikan sinar lampu LED yang biasa reza rangkai hingga bercahaya, tapi kerap jadi bahan usilan sama teman-temannya, karna keluguannya dan terlihat sombong, angkuh dan kurang bergaul dengan yang lain, tapi hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi reza untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan vita.

vita adalah murid baru, dan dia sama seperti reza namun vita berdada di jurusan administrasi, vita sudah 1 bulan sekolah namun reza belum berani untuk menyapa atau memperkenalkan diri pada gadis ABG itu.

Saat jam istirahat vita lebih memilih di kelas dari pada ke kantin,  kebetulan bu aisyah guru matematika masih berada di kelas itu bersama vita, bu aisyah terlihat sedang membereskan berkas-berkas pentingnya, jadi ada alasan untuk masuk ke kelasnya vita, bu aisyah seorang guru matematika yang kejam, tapi tidak masalah bagi reza demi untuk masuk kekelas nya vita, reza rela melakukannya.

Tokk….tookk..toookkk

" permisi buk, boleh saya masuk" pinta reza. Suara reza terdengar seperti takut dan ragu.

" ya silahkan!!” jawab simple bu aisyah.
“syukur lah ia mengijin kan aku masuk” gumam reza dalam hati, perlahan reza mendekati meja bu aisyah.
" bu...?"  reza menghentikan kata-katanya.
“ ada apa reza?”
"hmm… ibu tidak kekantin...? reza berharap bu aisya kekantin setelah ia berkata begitu.

" kamu gak liat saya lagi ngapain" kata bu aisyah sambil menyibuki dirinya dengan kertas-kertas yang reza rasa tidak terlalu penting dibandingkan dengan perutnya.

"Owh maaf bu, tadinya saya pikir, saya bisa ajak ibu kekantin" reza sangat merasa malu dengan vita yang dari tadi memperhatikan kelakuan konyolnya itu.
" kamu ajak aja vita, pasti dia belum makan,Iya kan vita? Ujar bu aisyah
vita bingung harus jawab apa. Vita menggeleng kaku." hmm belum bu..?” jawab vita dengan malu-malu dan suara lembut nya itu kembali Membaut ku tersenyum.
" ya sudah sana, mumpung ada yang gratis" gurau bu aisyah.
perlahan reza mendekati meja vita " ayo ke kantin dengan ku vita.??"
"baiklah" kata vita dengan suara yang amat sangat lembut

Meski tidak sesuai rencana, tapi reza senang meski pun terlihat konyol, semua yang di lakukan reza semata-mata demi cinta, tapi reza bingung, mengajak vita ke kantin sementara uangnya saja tidak lah banyak “ hemm, vita kamu kekantin duluan ya, aku mau ke kamar mandi sebentar" kata reza padanya " ya sudah, aku tunggu di kantin ya" kata vita sambil berjalan ke kantin sendirian.
tanpa berlama-lama reza kemar mandi dan hanya untuk melihat sisa uang yang ia miliki, ternyata masih tersisa 15 ribu lagi, reza rasa itu cukup. Jika hanya memesan 2 porsi nasi goreng, reza langsung menyusul vita, dan tak mau membuatnya kecewa karna  menunggu terlalu lama, mengingat ini ngedate konyol pertamanya.
" sorry vita, agak lama ya? soalnya tadi di toilet macet banget” kata reza mengeluh.
" gak kok, gak apa-apa lagi" jawab vita santai.
" mau pesan apa ?” Tanya reza padanya.
" hmm apa aja deh, samain aja sama kamu" jawab vita dengan malu-malu.
" tunggu sebentar ya ku pesan dulu” kata reza. Beberapa langkah harus di lalui reza karna lokasi mereka di paling sudut kantin, agar vita tidak tau apa yang di pesan reza, reza memesan dengan suara pelan, “buk apa menu yang paling murah?”
" kamu ini mau nya yang murah aja, ya udah tunggu aja di situ nanti di antar" kata ibu kantin yang cerewet lagi bawal itu.
"ehh tunggu dulu buk, apa menunya, dan berapa harganya" tanya reza masih dengan suara berbisik, reza takut uangnya kurang, bisa malu abis reza sama vita.
" nasi goring!!! harganya 8 rb!!!" jelas ibu kantin itu.
“Nasi goring.?? Apaan tuh buk?” Tanya reza dengan bingung. Baru kali ini reza mendengar  ada nasi goring.
“ kalau nasi goreng 12 ribu, kalau goring 8 ribu, rasanya sama kok” jawab bu kantin dengan nada nya sepertinya tidak serius.
" ya udah deh boleh juga itu nasi goring nya 2 porsi,cepat ya buk, laper nih" keluh reza.
reza  kembali ke meja vita yang se dari tadi sendirian.
" oh ya kita belum kenalan" ujar reza, sambil mengulurkan tangan ke arah vita.
" aku sudah kenal kamu, kamu ketua osis kan?” “owh.. kamu dah kenal aku ya" smbil menyembunyikan tangan yang sudah terlanjur di suguhkannya.
“ iya… aku memang anak baru disini, tapi aku sadah cukup mengenali karakter-karakter siswa-siswi disini, termasuk kamu, dan semua laki-laki disini gemar mempermain kan wanita, menjadikan wanita lemah seperti aku, hanya sebagai bahan usil dan bahan tawaan bagi mereka, ku harap kamu tidak begitu"jela vita, dengan tetap tersenyu.

“hmm… tapi aku belum tau siapa kamu?” reza kembali mengulurkan tangan nya kearah vita.
“ nama ku novita sari, panggil aja vita” jawab vita sambari membalas uluran tangan reza.
" ngomong-ngomong kamu tinggal dimana?" Tanya reza padanya.
" aku kost di belakang sekolah ini" sedikit senyuman di lontarkan reza kepadanya,
" kenapa tersenyum" kata vita sambil menatap tajam mata reza.
" enggak, gak apa-apa." padahal aku senang, karna vita kost dekat dari sekolah jadi bisa sering-sering main ke tempat kostnya( kata reza  dalam hati)
Tak lama pesanan reza pun tiba. " minum nya apa dek?” Tanya wanita setengah tua itu, sejenak reza terdiam dan berfikir
" vita kamu mau Es?”
" enggak aku gak biasa minum es, air putih aja buk"
syukur dia tidak minta es..
" ya sudah bu air hangat saja 2 ya buk".

setelah selesai makan, reza terlihat bingung, “ ibu kantin tadi bilang nasi gorengnya harganya 8rb, berarti aku kurang seribu dong, mampus ini " gumam reza dalam hati.
 “kamu kenapa za..???” tanya vita. Reza menggeleng.
“ gak apa2 vit, aku bayar dulu ya” jawab reza, yang terasa aneh di mata vita.
“buk....???" nada merayu pun kerap menjadi jurus reza. "apa!! mau hutang lagi" jawab keras ibu kantin, “mak jang kejam kali ibuk ini bah” bentak reza dalam hati.
"bukannya gitu buk,sebenar nya begini buk, terkadang saya merasa sedih buk, saya harus banyar kost, belum lagi uang sekolah, dan tadi saya harus bayar parkir, dan ibu saya sekarang sedang sakit buk, saya sedih buk” kata reza mengeluh.
” Jadi intinya kau mau hutang lagi!!” bentak ibu kantin itu, matanya bu kantin itu melotot seakan mau keluar dari sarang nya, namun reza tetap berkata lembut. “enggak kok bu, Cuma uangnya kurang seribu, bisa ibu duluan kan pakai uang ibu yang seribu ini saja" masih dengan nada merayu, reza hanya berharap ibu kanti itu tidak marah.
" Hmmm.... kurang ya" ibu itu tersenyum, reza menghela nafas perasaan reza sedikit tenang. " yang kemaren-kemaren pun kurang ini kurang lagi, kau pikir ini kantin punya nenek moyang lho" teriak ibu kantin, membuat semua orang, menghentikan aktivitas nya, termasuk vita,yang mendengar jelas pertengkaran itu, vita langsung mendekati reza. " sudah buk, emang kurang berapa?" kata vita sambil mengeluarkan uang nya. " sudah vita gak usah" larang reza, reza jadi merasa malu sama vita.
" 3rb" jawab ibu kantin itu.
 " ya udah ini buk" vita mengeluarkan uang seratus ribu, reza pun sedikit tercengang. dan ibuk kantin tersenyum malu.
" ibuk gak ada kembalian nya dek" ujar wanita bawel itu.
" ya sudah ibu pegang aja, lain kali kami makan disini lagi, ayok za kita pergi" kata vita sambil meninggal kan kantin.
mereka kembali ke kelas masing-masing sampai di depan kelas vita.
" maaf ya vit, atas kejadian tadi, aku jadi gak enak sama kamu, hah… harus nya aku gak sepede itu ngajak kamu tapi gak punya uang" kata reza mengeluh.
Vita tersenyum cantik padanya.
" ya, gak apa-apa za..?? tapi makasih juga lho" reza jadi bingung, apa yang membuat nya berterima kasih padanya.
" atas apa?" gumam reza, reza bertanya serius padanya.
"ya setidak nya hari ini, ada orang yang rela membuat kekonyolan hanya untuk aku, aku senang" vita tersenyum dan masuk kedalam kelas nya. reza terdiam tak berkata melihat senyumannya.

reza sangat senang dengan kehadiran vita di sekolah ini, hari demi hari vita dan reza semangkin sangat dekat, dan vita juga mengetahui bahwa reza hanya pemuda biasa, sementara vita terlahir dari pengusaha kaya namun hal itu tak membuat vita menghindari reza,
“ meski aku punya banyak sekali uang, namun aku tak mendapat kebahagiaandari orang tuaku,  orang tuaku pisah sejak aku masih kecil, dan aku hanya tinggal dengan ayah ku yang, hmm kamu tentu tau bagaimana kasih sayang seorang ayah, tentu tidak seindah kasih ibu, kamu harus bersyukur masih memiliki ibu yang selalu ada untuk mu, meski ibuku masih hidup tapi dia sudah tidak ada lagi dalam hatiku, dia pergi meninggalkan aku dan tak pernah mencariku, dia tak pernah merindukan aku, bahkan jika aku mati mungkin dia tidak bakal hadir di pemakamanku” tutur vita menjelaskan.
“kamu tidak boleh berkata seperti itu vita? Bagaimanapun dia ibu kamu, ibu yang mehirkan kamu, kamu harus kuat menjalani hidup ini, aku akan selalu ada buat kamu” Jelas reza mearyu.
vita tersenyum “ kata-katamu itu, awas kalau kamu ninggalin aku ya, aku cari kamu kemanapun kamu pergi” gurau vita, sambil tertawa riang. Spontan vita menghela napas panjang “ hah…kamu janji ya gak kan ninggalin aku, Cuma kamu yang ngerti aku reza, kamu sahabat terbaikku” ujar vita.
“iya vit. . . aku akan menjagamu.” Kata reza yang dari tadi memandangi keriangan vita sebenarnya tidak seriang itu.

bagi vita kebahagiaan itu lebih penting dari pada harta dan vita mendapatkan kebahagian itu dari reza, reza sangat baik dan kerap membuat vita tersenyum dengan lelucon-lelucon yang kadang tidak masuk di akal, kata-kata vita membuat reza sangat terharu di balik canda tawa dan kegembiraan di wajah nya, ternyata banyak tersimpak duri-duri luka yang menusuk batin nya.

“ sudah jangan seperti itu ngeliatinnya, aku tidak mau kamu kasihan dengan ku.” Gurau vita
reza hanya terdiam dan tersenyum.
Teettttt….tetttt…teettt bel tanda istirahat telah usai.
“ ayo masuk kelas, aku tidak mau bu sarah menegurku kalau aku telat, bisa habis satu mata pelajaran karnanya.” Gurau vita, reza masih tersenyum kecil kata-kata vita masih melekat erat di pikiran nya bahkan menusuk langsuk ke uluh hatinya.

“ vita tunggu!!”
“ ada apa reza?”
“ setelah pulang sekolah nanti kamu ada acara? Eee. .  aku hanya ingin…. Jalan dengan mu nanti, kamu bisakan? Ee tapi kalau kamu sibuk juga tidak apa-apa kok” pinta reza penuh harapan.
“ reza?? Tentu aku mau, dan tidak ada alasan bagi ku untuk menolak cowok sebaik dirimu” kata vita dengan senyuman termanis yang pernah reza lihat.
“Nanti siang aku tunggu di taman ya.” Kata reza sembari membalas senyuman vita, vita hanya selalu tersenyum melihat tinggkah reza yang menurut nya itu suatu kebahagian yang tulus yang ia dapat dari reza.

melihat vita hari ini, reza tak menyangka kenapa vita bisa jadi bahan usilan, padahal vita dewasa menghadapi semua masalah di kehidupannya, belum ada cewek disini sekuat dan setegar ia dia disini reza selalu ingin menjaga nya dari segala hal yang menyulitkan nya, terutama teman-temannya.

Saat melewati ruang guru? Di ruang guru ada guru bahasa indonesi, kalau ngomong suka pakai bahasa baku yang rumit, kadang reza bingung guru itu, semua serba rumit jika berbicara dengan nya. “ permisi bu, boleh saya masuk” pinta reza” ya silah kan wahai anak muridku yang baik hati, rajin dan tidak sombong dan nada gerangan apa dikau mencari ibu" reza langsung masuk dan duduk di depan bu sarah “bu saya mau bertanya" sebelum bel di bunyikan reza menyempatkan untuk berdialog dengan bu sarah, " kalau kamu mau bertanya, silahkan murid ku, ibu akan menjawab sebisa dan semampu ibu, dan ingat yang ibu jawab itulah kemampuan ibu, dan yang tak bisa ibu jawab itu di luar kemampuan ibu, dan sekarang kamu mau nanya apa" reza tercengang. " enggak, gak jadi buk, lain kali aja, kalau waktu saya banyak, permisi buk" untuk bertanya sama bu sarah, butuh waktu banyak, pulang sekolah musalnya, kalau waktu istirahat, bisa gak kelar, satu pertanyaan jawab nya bisa setengah jam.

" baik anak2 sekarang kita masuk kepelajaran ibu yang kemaren, yaitu puisi, apa itu puisi, ada yang bias menjawab..!!!!" tanya bu sarah pada murid nya. " gak boookkk...." jawab serentak murid buk sarah, termasuk aku yang tak mau panjang lebar dengan nya. " bagus.... jadi kalian gak tau gimana cara membuat puisi, sama! saya jga tidak tau, tapi karna kalian mau tau, maka dari itu saya akan beri tau apa yang tidak saya ketahui, yang tidak saya ketahui adalah mengapa kalian bias tidak tau sementara saya juga tidak tau, jadi siapa yang akan memberi tau.”
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella dalam pengertian modern dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal” “Stoooopp!!!!” teriak bu sarah menghentikan penjelasan reza, “ itu terlalu panjang reza. “ ada yang bias menjawab nya lagi?” Tanya bu sarah
“ cerpen itu adalah cerita pendek bu” kata salah seorang murid di sudut ruangan.
“ iya benar sekali, cerpen itu adalah cerita pendek”
“ otak nya pendek bu” kata reza berbisik.
“ kamu bicara apa reza, kamu pikir saya tidak dengar?”
“ tidak buk saya tidak bicara apa-apa”.

saat bel tanda berkhirnya semua pelajaran hari ini di bunyikan reza sangat riang sekali, reza menunggu vita di depan pagar sekolah, namun vita tak juga muncul, tak mungkin vita membohongi reza, vita pasti masih di dalam pikir reza, namun saat semua sudah pulang dan sekolah tampak sunyi tak juga ia melihat vita, tersisa satu murid lagi yang belum pulang dan itu adalah teman sekelas vita namun ia bilang vita sudah pulang terlebih dahulu sebelum bel di bunyikan, entah apa yang membuat vita pulang sebelum waktunya, reza menyinggahi kostnya vita, karna hanya ada satu kost buat cewek di belakang sekolah, manun ibu kost itu bilang vita sudah pergi dengan seorang lelaki tua berambut putih dengan mengendarai mobil mewah, tapi ibu kost itu tidak tau kemana orang tua itu pergi membawanya, ada kemungkinan kalau itu adalah ayah vita, tapi mengapa ia menjemput vita pada saat jam pelajaran berlangsung? Apa yang sebenar nya terjadi dengan vita? Apakah ada urusan keluarga atau ada hal buruk menimpanya, lalu bagai mana dengan janji vita saat pulang sekolah? Tentu janji itu tidak ada di pikiran reza saat ini dan  semoga tidak terjadi apa-apa pada gadis pujaan nya itu.






Ada sinar mentari di kala hujan Part 2
Penulis : Bastian Samosir

Sudah tiga hari vita juga belum masuk kelas, reza coba bertanya paa wali kelas vita, namun wali kelas vita tidak memberi sedikit pun komentar, hal itu membuat reza curiga, seperti ada yang di sembunyikan dari vita, bukan hanya pada reza melainkan pada semua siswa di kelas nya. Tentu hal itu membuat reza sangat khawatir dan segera ingin tau bagai mana kaeadaan vita saat ini.
“ Tolong bu... beritahu saya di mana vita sekarang, dan apa yang terjadi dengan nya? sejak saat itu tidak ada kabar dari nya, tidak mungkin pihak sekolah tidak mengetahui hal ini, tentu nya dia punya alasah mengapa pergi saat pelajaran sedang berlangsung” Tanya reza dengan tegas
“ maaf nak reza, ibu belum bisa memberi tau hal ini kepada nak reza, karna ayah nya meninta pihak sekolah untuk tidak memberitahu kepada semua murid termasuk nak reza” jawaban bu hana tak membuat reza tenang.
“ tapi saya ketua osis disini bu, saya berhak tau apa yang terjadi dengan siswa disini, atau ibu dan pihak sekolah sudah tidak menginginkan saya sebagai ketua osis, saya siap mengundurkan diri” ancam reza dengan keras. Bu hana tak bisa berbuat apa-apa selain memberi tahu apa yang sebenar nya terjadi.
“ baik lah nak reza, tapi hanya nak reza saja yang tau hal ini, itu pun karna nak reza adalah ketua osis disini, mari ikut saya” mereka menuju kantin, lokasi kantin sangat tepat karna semua murid sedang belajar.
“ ayah vita menemui pihak sekolah sebelum membawa nya, dan ayah nya berkata bahwa vita harus menjalani operasi, ibu tau kedekatan mu dengan vita bagaimana, dan hari ini kamu berkeras seperti ini bukan karna kamu ketua osis kan? Tapi karna kamu sangat menyayangi nya, ibu memahami hal itu, vita anak yang baik dia pintar namun saying dia mungkin sudah tidak sekolah disini lagi, sebaik nya kamu melupakan nya, dan anggap dia tidak pernah sekolah disini”

“ tidak bu, maksud ibu apa, dengan mengatakan bahwa vita tidak akan sekolah disini lagi, dan dia akan operasi apa bu, sebenarnya dia sakit apa, apa penyakitnya tidak bisa di sembuhkan, jawab bu?” reza kembali bertanya dengan keras.
“ dia mengidap penyakit kangker paru-paru, sebaik nya kamu langsung saja menemui nya di rumah sakit nanti ibu kasih alamat nya? Ibu tidak bisa menjelaskan lebih banyak lagi.”
Setelah mendapat kan alamat rumah sakit di mana vita di operasi reza langsung menuju kesana dengan hati yang sangat kacau, harapan dan doa selalu ia ucapkan, reza tak menyangka seberat ini penderitaan vita, masih setitik kebahagiaan yang ia berikan pada nya.
Sampai di rumah sakit reza menanyakan dimana pasien operasi atas nama novita sari di rawat, dan suster rumah sakit itu mengantarkan reza keruangan vita, terlihat seorang lelaki tua duduk merenung meratapi gadis pujaan nya yang masih memakai alat pembantu pernapasan dan infus.

“ sore Om. . . bagai mana keadaan vita saat ini?” Tanya reza.
“ kamu siapa? Kamu teman nya vita?” jawab lelaki tua itu
“Iya om saya teman dekat nya vita di sekolah, bagaimana keadaan vita saat ini om?”
“ om sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi nak, setelah operasi sudah dua hari ini vita belum juga siuman, om gak tau harus berbuat apa lagi, semua om serah kan pada yang di atas, jika ingin mengambil anak om, om sudah ikhlas, dari pada om harus melihat penderitaan nya seperti ini.”
“ tidak om, vita pasti kuat menjalani nya, saya yakin vita pasti bisa sembuh, om juga harus yakin dengan kebesaran nya, yang penting kita berusaha dan berdoa buat kesembuhan vita.” Kata reza sambil memegang halus bahu ayah vita itu.
“ kamu tolong jagain vita sebentar ya, om mau keluar sebentar”
“ iya om, saya akan menjaga vita”
Kini reza hanya bisa memandang gadis yang ceria itu terbujur lemas tak berdaya, perlahan air mata reza pun tak bisa di bendung, kini reza hanya bisa berandai-andai.
“ vita… bangun vita? Aku disini, aku reza, kamu dengar aku kan?” vita tak juga siuman. Reza hanya bisa terus berdoa untuk kesembuhan vita. Bagaimanapun reza telah jatuh cinta pada vita, cinta reza tulus padanya, bagaimana pun keadaan vita reza akan tetap menerimanya.
Satu minggu lamanya vita belum juga siuman, dokter sudah katakana sebelumnya operasi ini tidak menentukan kesembuhannya, namun tidak ada salah nya jika di coba, dan selama satu minggu ini setiap pulang sekolah reza selalu berada di rumah sakit menjaga vita bahkan saat malam pun ia tidak pulang kerumahnya, orang tua reza sudah memahami kondisi anak nya sekarang, reza juga anak yang berbakti, orang tuanya tau apa yang harus di lakukan putra nya.

Jarum jam menunjukan pukul 12 malam, namun kantuk reza belum menghampirinya.
“Sebaiknya kamu tidur nak” ujar orang tua vita.melihat reza terus menantikan vita siuman hingga ia terlelap.
“ om tidur duluan saja, saya yang akan menjaga vita?”
ayah vita hanya menggelengkan kepalanya, orang tua itu melihat ketulusan cinta dan kasih sayang  reza pada putrinya, tentu ayah vita menyadari hal itu, vita dan reza sudah dewasa, kalau vita sembuh orang tua itu tak akan mengijinkan reza bersama vita, reza layak mendapat wanita yang normal dan sehat, tidak seperti vita. Itu hanya akan menambah beban reza. Pikirnya.
Jarum jam menunjukkan pukul 02 pagi, reza mulai mengantuk dan tertidur pulas. Dan ketika ia terbangun, ia terheran reza tak berada di ruangan vita, dan ketika ia keruangan vita, vita sudah tidak ada. Begitu juga dengan ayahnya. Reza bingung iya terus berteriak, “dokter…!! dokter!!” reza bingung kemana vita.
Tak lama dokter pun tiba “ pasien ini sudah pergi subuh tadi, pasien yang bernama vita sudah siuman” kata dokter itu.
“ lalu bagaimana keadaan nya dok, kenapa dia langsung pergi?” Tanya reza kebingungan.
“ kondisi vita saat siuman sangatlah baik, namun itu tak akan berlangsung lama, penyakit yang di deritanya belum sembuh total.” Jelas dokter itu.
“lalu kemana mereka pergi dok?”
“kami pihak rumah sakit tidak mengetahui kemana mereka pergi, namun ada surat untuk anda dari ayah pasien.” Kata dokter itu sembari mengambil selembar kertas di dalam jas warna putihnya.
“ nak reza, terima kasih telah menjaga vita selama ini, bapak sangat senang, ada lelaki seperti nak reza yang sangat menyayangi vita, tapi bapak tidak mau merepotkan nak reza lagi, bapak tau nak reza sangat mencintai vita, tapi ketahuilah vita bukan gadis yang normal, mungkin usia nya sudah tidak lama lagi, nak reza pantas mendapatkan wanita yang baik, normal, sehat, tidak seperti anak om vita. Dan nak reza juga masih muda, masih harus mengejar cita-cita nak reza. Om dan vita minta maaf telah merepotkan nak reza, om harap nak reza dapat melupakan vita” isi surat itu sangat memukul reza. Air mata nya terus mengalir. Langkah nya begitu berat, dia tidak menyangka ayah vita akan memisahkan mereka, padahal cintanya begitu tulus pada vita.
Ayah reza memberi bantuan kepada keluarga reza sebagai rasa terima kasihnya terhadap reza, namun reza tak menginginkan sepeserpun harta ayah nya vita. Reza hanya ingin membahagiakan vita.
Vita selalu menanyakan reza pada ayah nya “ ayah selama aku sakit, apa tidak ada yang menjengukku?” Tanya vita yang masih dalam keadaan lemas.
“ banyak nak teman-temanmu menjengukmu” jawab orang tua hamper renta itu.
“ apa reza juga menjengukku yah? Bagaimana keadaan reza yah, kenapa dia saat ini tidak ada, dia sudah janji akan menjagaku” Tanya vita, ayah nya bahkan tidak bisa menahan air mata nya, perasaan sedih anak nya akan mengganggu kesehatan nya. Ayah nya di rundung ke bimbangan, seakan ingin berbohong bahwa reza tidak pernah menjenguk, itu akan menyakiti hatinya bahkan mengganggu kesehatan nya, jika ayahnya jujur bahwa reza yang selalu menjaganya mungkin vita akan sangat bahagia, tapi itu akan membuka harapan vita. Dan akan membawa kembali reza di kehidupannya, ayah vita tak ingin membebani reza.
“ reza menjengukmu nak, tapi saat ini dia belum bisa menemuimu nak” kata ayahnya.
“ kapan reza kesini yah, aku rindu padanya, besok aku ingin kesekolah yah, boleh ya yah.?” Pinta vita punuh harapan.
“ iya vita akan sekolah, tapi vita harus sembuh dulu.” Ayahnya terus mencari alas an agar vita tidak bertemu dengan reza.
“ aku sudah sembuh yah, aku tidak sakit”
“ iya-iya lusa kita akan kesekolah ya sayang.” Ucap ayahnya, entah apa yang akan di lakukan ayahnya lusa nanti.apakah harus membawa vita kesekolah atau membuat kebohongan baru.
Kesembuhan vita semangkin membaik, ayahnya terus membuat kebohongan tentang reza, namun ayahnya tak bisa berbohong terlalu lama, vita mengetahui semuanya, bahkan tentang surat yang di tulis ayahnya untuk vino.
Reza sudah berusaha sebelum nya untuk meminta alamat rumah vita ke pihak sekolah, namun alamat yang di tuju sudah kosong, mereka sudah pindah. Sudah tidak ada harapan lagi buat reza, harapannya pupus, reza pun seperti kehilangan mentarinya, wajahnya kerap di selimuti mendung gelap. Tak ada tawa, tak ada canda, ia selalu termenung, bahkan pulang sekolah dia selalu menunggu di taman tempat yang telah di janjikan untuk bertemu vita, reza yakin suatu saat vita pasti akan menemuinya.

1 tahun kemudian.

reza telah menyelesaikan sekolahnya, namun dia bulum bisa melupakan vita, entah bagaimana keadaan vita sekarang iya tidak tau, reza berdiri di taman tempat janjian mereka, reza duduk termenung menatap indahnya langit, suasana begitu tenang, raut wajah nya seperti hujan panas, tidak ada mendung, terlihat serah namun ada hujan di dalam.
“ jangan melamun terus, nanti kamu sakit “ suara itu memecah keheningan, seorang gadis muda duduk di sebelah nya.
Reza menoleh perlahan, ia terkejut melihat mentarinya telah tiba. “kamu kemana aja aku sudah menunggumu 2 jam lo ” kata reza mengeluh.
“ iya maaf, aku telat lagi, sekarang kita kemana sayang?”
“ aku mau kepemakaman vita dulu sayang, setelah itu baru kita jalan-jalan.” Ujar reza.
“ aku ikut pak supir aja deh.” Gurau sinta. Yang tak lain adalah sepupu vita.
Kesembuhan vita tak berlangsung lama, kebohongan yang di buat oleh ayah, membuat vita syok dan memperburuk keadaan vita hingga vita harus menjalani operasi keduanya, namun nyawanya tak tertolong. Sebelum vita meninggal, vita berpesan untuk menyampaikan semuanya sama reza bahwa ia sangat mencintai reza, dan vita berpesan pada sinta untuk menjaga reza setelah ia meninggal.

*TAMAT*

2 komentar: