Ada
sinar mentari di kala hujan Part 1
Penulis
: Bastian Samosir
Reza
asli orang batak, tapi dia tidak bisa bahasa batak, lidahnya kaku kalau mengucapkan bahasa
itu, dia lebih terbiasa dengan bahasa
indonesia. reza mempunyai history kisah cinta yang sangat menyedihkan, setiap
pacaran selalu di selingkuhin, apa karna dia miskin, dan tidak punya apa-apa,
sudah miskin tidak punya apa-apa lagi!, kasian-kasihan-kasian. Ups tapi tunggu
dulu, tapi reza cukup populer di kelas bahkan di sekolahnya sebagai pelajar
yang pinter dengan semua pelajaran khususnya komputer dan reza juga ketua osis,
jadi teman-temannya kalau udah pelajaran tekhnik komputer selalu " reza
ganteng ini gimana sih? eh reza kamu kan pintar tolongin aku donk?" begitulah
mereka kalau ada maunya, bawaannya muji terus. reza memiliki seorang pacar namanya lili,siswi cantik duduk di
bangku sekolah kelas XI sama seperti reza, hanya saja lili jurusan akuntasi,
tapi saat pacaran dengan lili dan lili tau
kalau reza itu hanya orang miskin dia langsung selingkuh, dasar wanita!
Sejak
saat itu reza belum kepikiran untuk pacaran lagi, karna menurut reza wanita itu
semuanya sama, hanya memandang materi saja.
Tapi
hatinya menjadi cair dan melupakan kata-kata itu saat melihat sesosok wanita
cantik berwajah teduh lewat di hadapannya, dia adalah vita wanita yang lemah
lembut, senyumnya bagaikan pabrik gula!! muanis... banget, matanya bagaikan
sinar lampu LED yang biasa reza rangkai hingga bercahaya, tapi kerap jadi bahan
usilan sama teman-temannya, karna keluguannya dan terlihat sombong, angkuh dan
kurang bergaul dengan yang lain, tapi hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi
reza untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan vita.
vita
adalah murid baru, dan dia sama seperti reza namun vita berdada di jurusan
administrasi, vita sudah 1 bulan sekolah namun reza belum berani untuk menyapa
atau memperkenalkan diri pada gadis ABG itu.
Saat jam istirahat vita lebih memilih di kelas dari
pada ke kantin, kebetulan bu aisyah guru
matematika masih berada di kelas itu bersama vita, bu aisyah terlihat sedang membereskan
berkas-berkas pentingnya, jadi ada alasan untuk masuk ke kelasnya vita, bu
aisyah seorang guru matematika yang kejam, tapi tidak masalah bagi reza demi
untuk masuk kekelas nya vita, reza rela melakukannya.
Tokk….tookk..toookkk
"
permisi buk, boleh saya masuk" pinta reza. Suara reza terdengar seperti takut
dan ragu.
"
ya silahkan!!” jawab simple bu aisyah.
“syukur lah ia mengijin kan aku masuk” gumam reza dalam hati, perlahan reza mendekati meja bu aisyah.
“syukur lah ia mengijin kan aku masuk” gumam reza dalam hati, perlahan reza mendekati meja bu aisyah.
"
bu...?" reza menghentikan
kata-katanya.
“ ada apa reza?”
“ ada apa reza?”
"hmm…
ibu tidak kekantin...? reza berharap bu aisya kekantin setelah ia berkata
begitu.
"
kamu gak liat saya lagi ngapain" kata bu aisyah sambil menyibuki dirinya
dengan kertas-kertas yang reza rasa tidak terlalu penting dibandingkan dengan
perutnya.
"Owh
maaf bu, tadinya saya pikir, saya bisa ajak ibu kekantin" reza sangat
merasa malu dengan vita yang dari tadi memperhatikan kelakuan konyolnya itu.
"
kamu ajak aja vita, pasti dia belum makan,Iya kan vita? Ujar bu aisyah
vita
bingung harus jawab apa. Vita menggeleng kaku." hmm belum bu..?” jawab
vita dengan malu-malu dan suara lembut nya itu kembali Membaut ku tersenyum.
"
ya sudah sana, mumpung ada yang gratis" gurau bu aisyah.
perlahan
reza mendekati meja vita " ayo ke kantin dengan ku vita.??"
"baiklah"
kata vita dengan suara yang amat sangat lembut
Meski
tidak sesuai rencana, tapi reza senang meski pun terlihat konyol, semua yang di
lakukan reza semata-mata demi cinta, tapi reza bingung, mengajak vita ke kantin
sementara uangnya saja tidak lah banyak “ hemm, vita kamu kekantin duluan ya,
aku mau ke kamar mandi sebentar" kata reza padanya " ya sudah, aku
tunggu di kantin ya" kata vita sambil berjalan ke kantin sendirian.
tanpa
berlama-lama reza kemar mandi dan hanya untuk melihat sisa uang yang ia miliki,
ternyata masih tersisa 15 ribu lagi, reza rasa itu cukup. Jika hanya memesan 2
porsi nasi goreng, reza langsung menyusul vita, dan tak mau membuatnya kecewa
karna menunggu terlalu lama, mengingat
ini ngedate konyol pertamanya.
"
sorry vita, agak lama ya? soalnya tadi di toilet macet banget” kata reza
mengeluh.
"
gak kok, gak apa-apa lagi" jawab vita santai.
"
mau pesan apa ?” Tanya reza padanya.
"
hmm apa aja deh, samain aja sama kamu" jawab vita dengan malu-malu.
"
tunggu sebentar ya ku pesan dulu” kata reza. Beberapa langkah harus di lalui
reza karna lokasi mereka di paling sudut kantin, agar vita tidak tau apa yang
di pesan reza, reza memesan dengan suara pelan, “buk apa menu yang paling
murah?”
"
kamu ini mau nya yang murah aja, ya udah tunggu aja di situ nanti di
antar" kata ibu kantin yang cerewet lagi bawal itu.
"ehh
tunggu dulu buk, apa menunya, dan berapa harganya" tanya reza masih dengan
suara berbisik, reza takut uangnya kurang, bisa malu abis reza sama vita.
"
nasi goring!!! harganya 8 rb!!!" jelas ibu kantin itu.
“Nasi
goring.?? Apaan tuh buk?” Tanya reza dengan bingung. Baru kali ini reza
mendengar ada nasi goring.
“
kalau nasi goreng 12 ribu, kalau goring 8 ribu, rasanya sama kok” jawab bu
kantin dengan nada nya sepertinya tidak serius.
"
ya udah deh boleh juga itu nasi goring nya 2 porsi,cepat ya buk, laper nih"
keluh reza.
reza kembali ke meja vita yang se dari tadi
sendirian.
"
oh ya kita belum kenalan" ujar reza, sambil mengulurkan tangan ke arah
vita.
"
aku sudah kenal kamu, kamu ketua osis kan?” “owh.. kamu dah kenal aku ya"
smbil menyembunyikan tangan yang sudah terlanjur di suguhkannya.
“
iya… aku memang anak baru disini, tapi aku sadah cukup mengenali
karakter-karakter siswa-siswi disini, termasuk kamu, dan semua laki-laki disini
gemar mempermain kan wanita, menjadikan wanita lemah seperti aku, hanya sebagai
bahan usil dan bahan tawaan bagi mereka, ku harap kamu tidak begitu"jela
vita, dengan tetap tersenyu.
“hmm… tapi aku belum tau siapa kamu?” reza kembali mengulurkan tangan nya kearah vita.
“ nama ku novita sari, panggil aja vita” jawab vita sambari membalas uluran tangan reza.
"
ngomong-ngomong kamu tinggal dimana?" Tanya reza padanya.
"
aku kost di belakang sekolah ini" sedikit senyuman di lontarkan reza kepadanya,
"
kenapa tersenyum" kata vita sambil menatap tajam mata reza.
"
enggak, gak apa-apa." padahal aku senang, karna vita kost dekat dari
sekolah jadi bisa sering-sering main ke tempat kostnya( kata reza dalam hati)
Tak
lama pesanan reza pun tiba. " minum nya apa dek?” Tanya wanita setengah
tua itu, sejenak reza terdiam dan berfikir
"
vita kamu mau Es?”
"
enggak aku gak biasa minum es, air putih aja buk"
syukur
dia tidak minta es..
"
ya sudah bu air hangat saja 2 ya buk".
setelah
selesai makan, reza terlihat bingung, “ ibu kantin tadi bilang nasi gorengnya
harganya 8rb, berarti aku kurang seribu dong, mampus ini " gumam reza
dalam hati.
“kamu kenapa za..???” tanya vita. Reza
menggeleng.
“ gak apa2 vit, aku bayar dulu ya” jawab reza, yang terasa aneh di mata vita.
“ gak apa2 vit, aku bayar dulu ya” jawab reza, yang terasa aneh di mata vita.
“buk....???"
nada merayu pun kerap menjadi jurus reza. "apa!! mau hutang lagi" jawab
keras ibu kantin, “mak jang kejam kali ibuk ini bah” bentak reza dalam hati.
"bukannya
gitu buk,sebenar nya begini buk, terkadang saya merasa sedih buk, saya harus
banyar kost, belum lagi uang sekolah, dan tadi saya harus bayar parkir, dan ibu
saya sekarang sedang sakit buk, saya sedih buk” kata reza mengeluh.
”
Jadi intinya kau mau hutang lagi!!” bentak ibu kantin itu, matanya bu kantin
itu melotot seakan mau keluar dari sarang nya, namun reza tetap berkata lembut.
“enggak kok bu, Cuma uangnya kurang seribu, bisa ibu duluan kan pakai uang ibu
yang seribu ini saja" masih dengan nada merayu, reza hanya berharap ibu
kanti itu tidak marah.
"
Hmmm.... kurang ya" ibu itu tersenyum, reza menghela nafas perasaan reza
sedikit tenang. " yang kemaren-kemaren pun kurang ini kurang lagi, kau
pikir ini kantin punya nenek moyang lho" teriak ibu kantin, membuat semua
orang, menghentikan aktivitas nya, termasuk vita,yang mendengar jelas
pertengkaran itu, vita langsung mendekati reza. " sudah buk, emang kurang
berapa?" kata vita sambil mengeluarkan uang nya. " sudah vita gak usah"
larang reza, reza jadi merasa malu sama vita.
"
3rb" jawab ibu kantin itu.
" ya udah ini buk" vita mengeluarkan
uang seratus ribu, reza pun sedikit tercengang. dan ibuk kantin tersenyum malu.
"
ibuk gak ada kembalian nya dek" ujar wanita bawel itu.
"
ya sudah ibu pegang aja, lain kali kami makan disini lagi, ayok za kita pergi"
kata vita sambil meninggal kan kantin.
mereka
kembali ke kelas masing-masing sampai di depan kelas vita.
"
maaf ya vit, atas kejadian tadi, aku jadi gak enak sama kamu, hah… harus nya
aku gak sepede itu ngajak kamu tapi gak punya uang" kata reza mengeluh.
Vita
tersenyum cantik padanya.
"
ya, gak apa-apa za..?? tapi makasih juga lho" reza jadi bingung, apa yang
membuat nya berterima kasih padanya.
"
atas apa?" gumam reza, reza bertanya serius padanya.
"ya
setidak nya hari ini, ada orang yang rela membuat kekonyolan hanya untuk aku,
aku senang" vita tersenyum dan masuk kedalam kelas nya. reza terdiam tak
berkata melihat senyumannya.
reza
sangat senang dengan kehadiran vita di sekolah ini, hari demi hari vita dan
reza semangkin sangat dekat, dan vita juga mengetahui bahwa reza hanya pemuda
biasa, sementara vita terlahir dari pengusaha kaya namun hal itu tak membuat
vita menghindari reza,
“ meski aku punya banyak sekali uang, namun aku tak mendapat kebahagiaandari orang tuaku, orang tuaku pisah sejak aku masih kecil, dan aku hanya tinggal dengan ayah ku yang, hmm kamu tentu tau bagaimana kasih sayang seorang ayah, tentu tidak seindah kasih ibu, kamu harus bersyukur masih memiliki ibu yang selalu ada untuk mu, meski ibuku masih hidup tapi dia sudah tidak ada lagi dalam hatiku, dia pergi meninggalkan aku dan tak pernah mencariku, dia tak pernah merindukan aku, bahkan jika aku mati mungkin dia tidak bakal hadir di pemakamanku” tutur vita menjelaskan.
“ meski aku punya banyak sekali uang, namun aku tak mendapat kebahagiaandari orang tuaku, orang tuaku pisah sejak aku masih kecil, dan aku hanya tinggal dengan ayah ku yang, hmm kamu tentu tau bagaimana kasih sayang seorang ayah, tentu tidak seindah kasih ibu, kamu harus bersyukur masih memiliki ibu yang selalu ada untuk mu, meski ibuku masih hidup tapi dia sudah tidak ada lagi dalam hatiku, dia pergi meninggalkan aku dan tak pernah mencariku, dia tak pernah merindukan aku, bahkan jika aku mati mungkin dia tidak bakal hadir di pemakamanku” tutur vita menjelaskan.
“kamu
tidak boleh berkata seperti itu vita? Bagaimanapun dia ibu kamu, ibu yang
mehirkan kamu, kamu harus kuat menjalani hidup ini, aku akan selalu ada buat
kamu” Jelas reza mearyu.
vita tersenyum “ kata-katamu itu, awas kalau kamu ninggalin aku ya, aku cari kamu kemanapun kamu pergi” gurau vita, sambil tertawa riang. Spontan vita menghela napas panjang “ hah…kamu janji ya gak kan ninggalin aku, Cuma kamu yang ngerti aku reza, kamu sahabat terbaikku” ujar vita.
vita tersenyum “ kata-katamu itu, awas kalau kamu ninggalin aku ya, aku cari kamu kemanapun kamu pergi” gurau vita, sambil tertawa riang. Spontan vita menghela napas panjang “ hah…kamu janji ya gak kan ninggalin aku, Cuma kamu yang ngerti aku reza, kamu sahabat terbaikku” ujar vita.
“iya
vit. . . aku akan menjagamu.” Kata reza yang dari tadi memandangi keriangan
vita sebenarnya tidak seriang itu.
bagi
vita kebahagiaan itu lebih penting dari pada harta dan vita mendapatkan
kebahagian itu dari reza, reza sangat baik dan kerap membuat vita tersenyum
dengan lelucon-lelucon yang kadang tidak masuk di akal, kata-kata vita membuat
reza sangat terharu di balik canda tawa dan kegembiraan di wajah nya, ternyata
banyak tersimpak duri-duri luka yang menusuk batin nya.
“ sudah jangan seperti itu ngeliatinnya, aku tidak mau kamu kasihan dengan ku.” Gurau vita
reza
hanya terdiam dan tersenyum.
Teettttt….tetttt…teettt
bel tanda istirahat telah usai.
“ ayo masuk kelas, aku tidak mau bu sarah menegurku kalau aku telat, bisa habis satu mata pelajaran karnanya.” Gurau vita, reza masih tersenyum kecil kata-kata vita masih melekat erat di pikiran nya bahkan menusuk langsuk ke uluh hatinya.
“ ayo masuk kelas, aku tidak mau bu sarah menegurku kalau aku telat, bisa habis satu mata pelajaran karnanya.” Gurau vita, reza masih tersenyum kecil kata-kata vita masih melekat erat di pikiran nya bahkan menusuk langsuk ke uluh hatinya.
“
vita tunggu!!”
“
ada apa reza?”
“
setelah pulang sekolah nanti kamu ada acara? Eee. . aku hanya ingin…. Jalan dengan mu nanti, kamu
bisakan? Ee tapi kalau kamu sibuk juga tidak apa-apa kok” pinta reza penuh
harapan.
“
reza?? Tentu aku mau, dan tidak ada alasan bagi ku untuk menolak cowok sebaik
dirimu” kata vita dengan senyuman termanis yang pernah reza lihat.
“Nanti
siang aku tunggu di taman ya.” Kata reza sembari membalas senyuman vita, vita
hanya selalu tersenyum melihat tinggkah reza yang menurut nya itu suatu
kebahagian yang tulus yang ia dapat dari reza.
melihat
vita hari ini, reza tak menyangka kenapa vita bisa jadi bahan usilan, padahal vita
dewasa menghadapi semua masalah di kehidupannya, belum ada cewek disini sekuat
dan setegar ia dia disini reza selalu ingin menjaga nya dari segala hal yang
menyulitkan nya, terutama teman-temannya.
Saat
melewati ruang guru? Di ruang guru ada guru bahasa indonesi, kalau ngomong suka
pakai bahasa baku yang rumit, kadang reza bingung guru itu, semua serba rumit
jika berbicara dengan nya. “ permisi bu, boleh saya masuk” pinta reza” ya silah
kan wahai anak muridku yang baik hati, rajin dan tidak sombong dan nada
gerangan apa dikau mencari ibu" reza langsung masuk dan duduk di depan bu
sarah “bu saya mau bertanya" sebelum bel di bunyikan reza menyempatkan
untuk berdialog dengan bu sarah, " kalau kamu mau bertanya, silahkan murid
ku, ibu akan menjawab sebisa dan semampu ibu, dan ingat yang ibu jawab itulah
kemampuan ibu, dan yang tak bisa ibu jawab itu di luar kemampuan ibu, dan
sekarang kamu mau nanya apa" reza tercengang. " enggak, gak jadi buk,
lain kali aja, kalau waktu saya banyak, permisi buk" untuk bertanya sama
bu sarah, butuh waktu banyak, pulang sekolah musalnya, kalau waktu istirahat,
bisa gak kelar, satu pertanyaan jawab nya bisa setengah jam.
" baik anak2
sekarang kita masuk kepelajaran ibu yang kemaren, yaitu puisi, apa itu puisi,
ada yang bias menjawab..!!!!" tanya bu sarah pada murid nya. " gak
boookkk...." jawab serentak murid buk sarah, termasuk aku yang tak mau
panjang lebar dengan nya. " bagus.... jadi kalian gak tau gimana cara
membuat puisi, sama! saya jga tidak tau, tapi karna kalian mau tau, maka dari
itu saya akan beri tau apa yang tidak saya ketahui, yang tidak saya ketahui
adalah mengapa kalian bias tidak tau sementara saya juga tidak tau, jadi siapa
yang akan memberi tau.”
“Cerita pendek atau sering disingkat
sebagai cerpen adalah suatu
bentuk prosa
naratif
fiktif. Cerita pendek
cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain
yang lebih panjang, seperti novella dalam pengertian modern dan novel. Karena singkatnya,
cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa
dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai
jenis. Cerita pendek berasal” “Stoooopp!!!!” teriak bu sarah menghentikan
penjelasan reza, “ itu terlalu panjang reza. “ ada yang bias menjawab nya
lagi?” Tanya bu sarah
“ cerpen itu adalah cerita pendek bu” kata salah seorang murid di sudut ruangan.
“ iya benar sekali, cerpen itu adalah cerita pendek”
“ otak nya pendek bu” kata reza berbisik.
“ kamu bicara apa reza, kamu pikir saya tidak dengar?”
“ tidak buk saya tidak bicara apa-apa”.
“ cerpen itu adalah cerita pendek bu” kata salah seorang murid di sudut ruangan.
“ iya benar sekali, cerpen itu adalah cerita pendek”
“ otak nya pendek bu” kata reza berbisik.
“ kamu bicara apa reza, kamu pikir saya tidak dengar?”
“ tidak buk saya tidak bicara apa-apa”.
saat bel tanda berkhirnya semua pelajaran hari ini di bunyikan reza sangat riang sekali, reza menunggu vita di depan pagar sekolah, namun vita tak juga muncul, tak mungkin vita membohongi reza, vita pasti masih di dalam pikir reza, namun saat semua sudah pulang dan sekolah tampak sunyi tak juga ia melihat vita, tersisa satu murid lagi yang belum pulang dan itu adalah teman sekelas vita namun ia bilang vita sudah pulang terlebih dahulu sebelum bel di bunyikan, entah apa yang membuat vita pulang sebelum waktunya, reza menyinggahi kostnya vita, karna hanya ada satu kost buat cewek di belakang sekolah, manun ibu kost itu bilang vita sudah pergi dengan seorang lelaki tua berambut putih dengan mengendarai mobil mewah, tapi ibu kost itu tidak tau kemana orang tua itu pergi membawanya, ada kemungkinan kalau itu adalah ayah vita, tapi mengapa ia menjemput vita pada saat jam pelajaran berlangsung? Apa yang sebenar nya terjadi dengan vita? Apakah ada urusan keluarga atau ada hal buruk menimpanya, lalu bagai mana dengan janji vita saat pulang sekolah? Tentu janji itu tidak ada di pikiran reza saat ini dan semoga tidak terjadi apa-apa pada gadis pujaan nya itu.
Ada
sinar mentari di kala hujan Part 2
Penulis
: Bastian Samosir
Sudah tiga hari
vita juga belum masuk kelas, reza coba bertanya paa wali kelas vita, namun wali
kelas vita tidak memberi sedikit pun komentar, hal itu membuat reza curiga,
seperti ada yang di sembunyikan dari vita, bukan hanya pada reza melainkan pada
semua siswa di kelas nya. Tentu hal itu membuat reza sangat khawatir dan segera
ingin tau bagai mana kaeadaan vita saat ini.
“ Tolong bu...
beritahu saya di mana vita sekarang, dan apa yang terjadi dengan nya? sejak
saat itu tidak ada kabar dari nya, tidak mungkin pihak sekolah tidak mengetahui
hal ini, tentu nya dia punya alasah mengapa pergi saat pelajaran sedang
berlangsung” Tanya reza dengan tegas
“ maaf nak reza, ibu belum bisa memberi tau hal ini kepada nak reza, karna ayah nya meninta pihak sekolah untuk tidak memberitahu kepada semua murid termasuk nak reza” jawaban bu hana tak membuat reza tenang.
“ maaf nak reza, ibu belum bisa memberi tau hal ini kepada nak reza, karna ayah nya meninta pihak sekolah untuk tidak memberitahu kepada semua murid termasuk nak reza” jawaban bu hana tak membuat reza tenang.
“ tapi saya ketua
osis disini bu, saya berhak tau apa yang terjadi dengan siswa disini, atau ibu
dan pihak sekolah sudah tidak menginginkan saya sebagai ketua osis, saya siap
mengundurkan diri” ancam reza dengan keras. Bu hana tak bisa berbuat apa-apa
selain memberi tahu apa yang sebenar nya terjadi.
“ baik lah nak
reza, tapi hanya nak reza saja yang tau hal ini, itu pun karna nak reza adalah
ketua osis disini, mari ikut saya” mereka menuju kantin, lokasi kantin sangat
tepat karna semua murid sedang belajar.
“ ayah vita
menemui pihak sekolah sebelum membawa nya, dan ayah nya berkata bahwa vita
harus menjalani operasi, ibu tau kedekatan mu dengan vita bagaimana, dan hari
ini kamu berkeras seperti ini bukan karna kamu ketua osis kan? Tapi karna kamu
sangat menyayangi nya, ibu memahami hal itu, vita anak yang baik dia pintar
namun saying dia mungkin sudah tidak sekolah disini lagi, sebaik nya kamu
melupakan nya, dan anggap dia tidak pernah sekolah disini”
“ tidak bu, maksud ibu apa, dengan mengatakan bahwa vita tidak akan sekolah disini lagi, dan dia akan operasi apa bu, sebenarnya dia sakit apa, apa penyakitnya tidak bisa di sembuhkan, jawab bu?” reza kembali bertanya dengan keras.
“ tidak bu, maksud ibu apa, dengan mengatakan bahwa vita tidak akan sekolah disini lagi, dan dia akan operasi apa bu, sebenarnya dia sakit apa, apa penyakitnya tidak bisa di sembuhkan, jawab bu?” reza kembali bertanya dengan keras.
“ dia mengidap
penyakit kangker paru-paru, sebaik nya kamu langsung saja menemui nya di rumah
sakit nanti ibu kasih alamat nya? Ibu tidak bisa menjelaskan lebih banyak
lagi.”
Setelah mendapat
kan alamat rumah sakit di mana vita di operasi reza langsung menuju kesana
dengan hati yang sangat kacau, harapan dan doa selalu ia ucapkan, reza tak
menyangka seberat ini penderitaan vita, masih setitik kebahagiaan yang ia
berikan pada nya.
Sampai di rumah
sakit reza menanyakan dimana pasien operasi atas nama novita sari di rawat, dan
suster rumah sakit itu mengantarkan reza keruangan vita, terlihat seorang
lelaki tua duduk merenung meratapi gadis pujaan nya yang masih memakai alat
pembantu pernapasan dan infus.
“ sore Om. . . bagai mana keadaan vita saat ini?” Tanya reza.
“ sore Om. . . bagai mana keadaan vita saat ini?” Tanya reza.
“ kamu siapa? Kamu
teman nya vita?” jawab lelaki tua itu
“Iya om saya teman
dekat nya vita di sekolah, bagaimana keadaan vita saat ini om?”
“ om sudah tidak
bisa berbuat apa-apa lagi nak, setelah operasi sudah dua hari ini vita belum
juga siuman, om gak tau harus berbuat apa lagi, semua om serah kan pada yang di
atas, jika ingin mengambil anak om, om sudah ikhlas, dari pada om harus melihat
penderitaan nya seperti ini.”
“ tidak om, vita
pasti kuat menjalani nya, saya yakin vita pasti bisa sembuh, om juga harus
yakin dengan kebesaran nya, yang penting kita berusaha dan berdoa buat kesembuhan
vita.” Kata reza sambil memegang halus bahu ayah vita itu.
“ kamu tolong jagain vita sebentar ya, om mau keluar sebentar”
“ kamu tolong jagain vita sebentar ya, om mau keluar sebentar”
“ iya om, saya
akan menjaga vita”
Kini reza hanya
bisa memandang gadis yang ceria itu terbujur lemas tak berdaya, perlahan air
mata reza pun tak bisa di bendung, kini reza hanya bisa berandai-andai.
“ vita… bangun
vita? Aku disini, aku reza, kamu dengar aku kan?” vita tak juga siuman. Reza
hanya bisa terus berdoa untuk kesembuhan vita. Bagaimanapun reza telah jatuh
cinta pada vita, cinta reza tulus padanya, bagaimana pun keadaan vita reza akan
tetap menerimanya.
Satu minggu
lamanya vita belum juga siuman, dokter sudah katakana sebelumnya operasi ini
tidak menentukan kesembuhannya, namun tidak ada salah nya jika di coba, dan
selama satu minggu ini setiap pulang sekolah reza selalu berada di rumah sakit
menjaga vita bahkan saat malam pun ia tidak pulang kerumahnya, orang tua reza
sudah memahami kondisi anak nya sekarang, reza juga anak yang berbakti, orang
tuanya tau apa yang harus di lakukan putra nya.
Jarum jam
menunjukan pukul 12 malam, namun kantuk reza belum menghampirinya.
“Sebaiknya kamu
tidur nak” ujar orang tua vita.melihat reza terus menantikan vita siuman hingga
ia terlelap.
“ om tidur duluan
saja, saya yang akan menjaga vita?”
ayah vita hanya menggelengkan kepalanya, orang tua itu melihat ketulusan cinta dan kasih sayang reza pada putrinya, tentu ayah vita menyadari hal itu, vita dan reza sudah dewasa, kalau vita sembuh orang tua itu tak akan mengijinkan reza bersama vita, reza layak mendapat wanita yang normal dan sehat, tidak seperti vita. Itu hanya akan menambah beban reza. Pikirnya.
ayah vita hanya menggelengkan kepalanya, orang tua itu melihat ketulusan cinta dan kasih sayang reza pada putrinya, tentu ayah vita menyadari hal itu, vita dan reza sudah dewasa, kalau vita sembuh orang tua itu tak akan mengijinkan reza bersama vita, reza layak mendapat wanita yang normal dan sehat, tidak seperti vita. Itu hanya akan menambah beban reza. Pikirnya.
Jarum jam
menunjukkan pukul 02 pagi, reza mulai mengantuk dan tertidur pulas. Dan ketika
ia terbangun, ia terheran reza tak berada di ruangan vita, dan ketika ia
keruangan vita, vita sudah tidak ada. Begitu juga dengan ayahnya. Reza bingung
iya terus berteriak, “dokter…!! dokter!!” reza bingung kemana vita.
Tak lama dokter
pun tiba “ pasien ini sudah pergi subuh tadi, pasien yang bernama vita sudah
siuman” kata dokter itu.
“ lalu bagaimana
keadaan nya dok, kenapa dia langsung pergi?” Tanya reza kebingungan.
“ kondisi vita
saat siuman sangatlah baik, namun itu tak akan berlangsung lama, penyakit yang
di deritanya belum sembuh total.” Jelas dokter itu.
“lalu kemana
mereka pergi dok?”
“kami pihak rumah
sakit tidak mengetahui kemana mereka pergi, namun ada surat untuk anda dari
ayah pasien.” Kata dokter itu sembari mengambil selembar kertas di dalam jas
warna putihnya.
“ nak reza, terima
kasih telah menjaga vita selama ini, bapak sangat senang, ada lelaki seperti
nak reza yang sangat menyayangi vita, tapi bapak tidak mau merepotkan nak reza
lagi, bapak tau nak reza sangat mencintai vita, tapi ketahuilah vita bukan
gadis yang normal, mungkin usia nya sudah tidak lama lagi, nak reza pantas
mendapatkan wanita yang baik, normal, sehat, tidak seperti anak om vita. Dan
nak reza juga masih muda, masih harus mengejar cita-cita nak reza. Om dan vita
minta maaf telah merepotkan nak reza, om harap nak reza dapat melupakan vita”
isi surat itu sangat memukul reza. Air mata nya terus mengalir. Langkah nya
begitu berat, dia tidak menyangka ayah vita akan memisahkan mereka, padahal
cintanya begitu tulus pada vita.
Ayah reza memberi
bantuan kepada keluarga reza sebagai rasa terima kasihnya terhadap reza, namun
reza tak menginginkan sepeserpun harta ayah nya vita. Reza hanya ingin
membahagiakan vita.
Vita selalu
menanyakan reza pada ayah nya “ ayah selama aku sakit, apa tidak ada yang
menjengukku?” Tanya vita yang masih dalam keadaan lemas.
“ banyak nak
teman-temanmu menjengukmu” jawab orang tua hamper renta itu.
“ apa reza juga
menjengukku yah? Bagaimana keadaan reza yah, kenapa dia saat ini tidak ada, dia
sudah janji akan menjagaku” Tanya vita, ayah nya bahkan tidak bisa menahan air
mata nya, perasaan sedih anak nya akan mengganggu kesehatan nya. Ayah nya di
rundung ke bimbangan, seakan ingin berbohong bahwa reza tidak pernah menjenguk,
itu akan menyakiti hatinya bahkan mengganggu kesehatan nya, jika ayahnya jujur
bahwa reza yang selalu menjaganya mungkin vita akan sangat bahagia, tapi itu
akan membuka harapan vita. Dan akan membawa kembali reza di kehidupannya, ayah
vita tak ingin membebani reza.
“ reza menjengukmu
nak, tapi saat ini dia belum bisa menemuimu nak” kata ayahnya.
“ kapan reza
kesini yah, aku rindu padanya, besok aku ingin kesekolah yah, boleh ya yah.?”
Pinta vita punuh harapan.
“ iya vita akan
sekolah, tapi vita harus sembuh dulu.” Ayahnya terus mencari alas an agar vita
tidak bertemu dengan reza.
“ aku sudah sembuh
yah, aku tidak sakit”
“ iya-iya lusa
kita akan kesekolah ya sayang.” Ucap ayahnya, entah apa yang akan di lakukan
ayahnya lusa nanti.apakah harus membawa vita kesekolah atau membuat kebohongan
baru.
Kesembuhan vita
semangkin membaik, ayahnya terus membuat kebohongan tentang reza, namun ayahnya
tak bisa berbohong terlalu lama, vita mengetahui semuanya, bahkan tentang surat
yang di tulis ayahnya untuk vino.
Reza sudah
berusaha sebelum nya untuk meminta alamat rumah vita ke pihak sekolah, namun
alamat yang di tuju sudah kosong, mereka sudah pindah. Sudah tidak ada harapan
lagi buat reza, harapannya pupus, reza pun seperti kehilangan mentarinya,
wajahnya kerap di selimuti mendung gelap. Tak ada tawa, tak ada canda, ia
selalu termenung, bahkan pulang sekolah dia selalu menunggu di taman tempat
yang telah di janjikan untuk bertemu vita, reza yakin suatu saat vita pasti
akan menemuinya.
1 tahun kemudian.
reza telah
menyelesaikan sekolahnya, namun dia bulum bisa melupakan vita, entah bagaimana
keadaan vita sekarang iya tidak tau, reza berdiri di taman tempat janjian
mereka, reza duduk termenung menatap indahnya langit, suasana begitu tenang,
raut wajah nya seperti hujan panas, tidak ada mendung, terlihat serah namun ada
hujan di dalam.
“ jangan melamun
terus, nanti kamu sakit “ suara itu memecah keheningan, seorang gadis muda duduk
di sebelah nya.
Reza menoleh
perlahan, ia terkejut melihat mentarinya telah tiba. “kamu kemana aja aku sudah
menunggumu 2 jam lo ” kata reza mengeluh.
“ iya maaf, aku
telat lagi, sekarang kita kemana sayang?”
“ aku mau
kepemakaman vita dulu sayang, setelah itu baru kita jalan-jalan.” Ujar reza.
“ aku ikut pak
supir aja deh.” Gurau sinta. Yang tak lain adalah sepupu vita.
Kesembuhan vita
tak berlangsung lama, kebohongan yang di buat oleh ayah, membuat vita syok dan
memperburuk keadaan vita hingga vita harus menjalani operasi keduanya, namun
nyawanya tak tertolong. Sebelum vita meninggal, vita berpesan untuk
menyampaikan semuanya sama reza bahwa ia sangat mencintai reza, dan vita berpesan
pada sinta untuk menjaga reza setelah ia meninggal.
*TAMAT*
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKumpulan Arti Mimpi Tentang Gergaji Dalam Togel Terlengkap
BalasHapusKumpulan Tafsir Mimpi